Dinas Kesehatan mulai meninggalkan sistem pelaporan konvensional yang masih mengandalkan laporan tertulis. Selain memboroskan kertas, cara pelaporan seperti ini cukup memakan waktu yang bisa berdampak pada kecepatan penanganan kasus yang terjadi di masyarakat. Karena itulah kini diterapkan aplikasi sistem informasi manajemen puskesmas (SIMPUS) berbasis web.
Untuk diketahui SIMPUS merupakan software pengolah data pasien yang berkunjung di Puskesmas. Data ini selanjutnya akan tersimpan ke dalam database dan akan ditampilkan ke dalam histori pasien atau rekam medik yang sewaktu-waktu bisa digunakan sebagai penunjang dalam pengambilan kebijakan oleh Dinas Kesehatan.
Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) yang terintegrasi di Kabupaten Kotawaringin Timur dimulai dengan diterapkannya aplikasi Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (Simpus) berbasis web pada pertengahan tahun 2010. Sampai saat ini sudah diterapkan di 12 Puskesmas, yaitu Puskesmas Pasir Putih, Baamang 1, Ketapang I, Ketapang 2, Bagendang (on line), Kota Besi, Parenggean 1, Baamang 2, Samuda, Cempaka Mulia (off line). Tahun 2012 penerapan aplikasi Simpus dilaksanakan di 2 Puskesmas yaitu Puskesmas Sebabi dan Bapinang (masih dalam proses) plus dilakukan pemasangan tower untuk bisa online di Samuda. Tahun 2013 rencananya Dinkes kembali akan menerapkan aplikasi Simpus di 4 puskesmas yaitu Puskesmas Mentaya Seberang, Parenggean 2, Pundu dan Tumbang Sangai.
Dengan aplikasi berbasis web ini didapat beberapa manfaat yakni bisa digunakan untuk melihat profil pasien, mampu mencari data–data untuk pelaporan, mendukung keputusan dengan melihat data–data yang dimiliki oleh puskesmas, fungsi operasi dapat dipelajari dengan waktu pelatihan tidak terlalu lama, serta mudah dianalisis.
Dalam Evaluasi Penerapan SIMPUS berbasis web yang digelar di Dinas Kesehatan Selasa (9/10) lalu terungkap beberapa kendala yang dihadapi dalam penerapan aplikasi ini. “Listrik padam pada saat jam pelayanan, tenaga kesehatan yang belum terbiasa dengan penginputan data secara elektronik, dan peralatan pendukung yang belum semuanya tersedia adalah beberapa kendala yang kita hadapi saat ini. Tapi kita optimis ke depannya seluruh puskesmas bisa menerapkan aplikasi ini,†ungkap Subagyo Rahayu, pengelola program data dan informasi di Dinas Kesehatan ini.