Kesadaran masyarakat dalam melakukan pemberantasan sarang nyamuk agaknya masih perlu ditingkatkan lagi. Hasil pemantauan tim Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawaringin Timur di Desa Kota Besi Hulu Kecamatan Kota Besi, hampir di setiap rumah warga ditemukan jentik-jentik nyamuk dalam jumlah banyak yang hidup di wadah-wadah penampungan air bersih yang tersebar di sekeliling rumah. Selain dalam tempat air yang memang digunakan untuk keperluan sehari-hari, jentik juga banyak ditemukan di sampah barang bekas yang menampung air hujan. Yang tak kalah mencolok, hampir di setiap rumah juga ditemukan banyak ban bekas. Ban-ban bekas ini menyimpan air hujan menjadi tempat favorit nyamuk Aedes Aegepty untuk berkembang biak.
Warga banyak yang terkejut saat dikunjungi tim kecil yang dipimpin langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan dr. Yuendri Irawanto itu Rabu (14/3) kemarin. Dengan didampingi petugas kesehatan dari Puskesmas Kota Besi, tim ini mendatangi rumah ke rumah untuk mengecek keberadaan jentik nyamuk sembari memberikan penyuluhan kepada para pemilik rumah. Beberapa warga tersipu malu saat di rumahnya ditemukan jentik-jentik nyamuk dan banyak barang bekas yang berserakan di sekitar rumah.
Dari kawasan pemukiman penduduk, tim bergerak ke SDN 3 Kota Besi Hulu yang berada di lokasi yang sama. Mengingat nyamuk penyebar Demam Berdarah menggigit pada jam-jam sekolah, maka sekolah pun menjadi tempat yang harus diwaspadai sebagai tempat penularan. Ditemui kepala sekolah, dr. Yuendri memberikan beberapa penjelasan mengenai penyakit ini dan memberi masukan bagaimana sekolah mengelola sampah supaya tidak menjadi sarang perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegepty.
“Peran serta masyarakat sangat penting untuk mencegah Demam Berdarah dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk. Memang ini penyakit mematikan tapi bisa dicegah. Sering-seringlah menguras tempat penampungan air, menutup rapat tempat air, dan mengubur barang bekas yang menampung air hujan supaya nyamuk tidak bisa berkembang biak. Biarpun disemprot berkali-kali masalah Demam Berdarah tidak akan pernah selesai kalau jentiknya masih banyak di rumahâ€, terang dr Yuendri.
Lebih lanjut pria berkacamata ini menambahkan agar pada kerja bakti berikutnya, mohon agar diperhatikan ban-ban bekas itu yang hampir dipunyai setiap rumah. Ban bekas seperti itu apabila memang masih dipakai, sebaiknya ditimbun, dipindahkan atau dilubangi saja supaya tidak menampung air hujan. “Dan jangan pernah bosan menaburkan bubuk larvasida ke tempat penampungan air yang tidak bisa dikuras. Larvasida ini gratis, tidak perlu beli, bisa didapatkan di puskesmas atau dibagikan†, pungkasnya.
Hujan deras yang mengguyur Kota Sampit akhir-akhir ini memang tak hanya menimbulkan banjir, namun juga menyisakan masalah lain yang tak kalah serius yakni Demam Berdarah. Hingga bulan ketiga di tahun 2012 ini saja diketahui 165 orang positif terserang penyakit Demam Berdarah dan 2 orang meninggal dunia, salah satunya adalah warga Kota Besi Hulu yang menghembuskan nafas terakhir beberapa hari yang lalu. Bila menengok kembali ke akhir tahun lalu dimana wabah Demam Berdarah begitu mengganas, maka boleh dibilang masyarakat Kabupaten Kotawaringin Timur tetap harus mewaspadai penyakit mematikan ini.